Oleh: North Sumatra Invest (NSI)
05 August 2024 03:52 PMPada tanggal 1-2 Agustus 2024, KPwBI Provinsi Sumut telah melaksanakan kegiatan NSI Inkubator 2024 sebagai tindak lanjut penyiapan proyek investasi ready to offer hasil North Sumatra Investment Challenge (NICe) 2024 yakni ajang penjaringan proyek investasi potensial kab/kota di Sumatera Utara. Adapun rombongan dipimpin oleh Sekda Sumut dan didampingi oleh Kepala DPMPTSP Sumut, Kepala BAPPELITBANG Sumut, Deputi Direktur BI Sumut, dan Auditor Ahli Utama Inspektorat Sumut. Di samping itu, kegiatan NSI Inkubator juga turut dihadiri oleh Pimpinan Daerah diantaranya Bupati Humbahas, Walikota Gunungsitoli, dan Bupati Toba. Secara umum, kegiatan NSI Inkubator diikuti oleh 5 kab/kota pemenang NICe 2024 diantaranya Kota Pematangsiantar, Kab. Karo, Kab. Humbahas, Kota Gunungsitoli, dan Kab. Toba.
Pada hari pertama, kegiatan merupakan forum penyiapan proyek investasi naik kelas yang didampingi langsung oleh Kementerian Investasi/BKPM, Kementerian PPN/Bappenas, dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia. Pada kegiatan tersebut juga turut mengundang pelaku usaha untuk memperoleh sudut pandang investor yang ingin berinvestasi di daerah, yaitu Direktur Caldera Sobek Corporation. Kegiatan dilanjutkan dengan penulisan dokumen kajian investasi lanjutan yang dapat ditindak lanjut bersama.
Pada hari kedua, kegiatan diisi dengan studi banding ke Jakarta Investment Center (JIC) dan PT Pembangunan Jaya Ancol. JIC yang berada dibawah DPMPTSP Jakarta memberikan pelayanan mencakup: 1) riset promosi dan kerja sama investasi salah satunya melalui penerbitan development brief yakni katalog investasi bagi calon investor, pemilik aset, dan badan usaha; 2) promosi investasi salah satunya melalui Jakarta Investment Festival; 3) fasilitasi kerjasama investasi berupa pendampingan konsultasi bisnis dan investasi termasuk fasilitasi one-on-one meeting. Selanjutnya, secara struktur kepemilikan Ancol merupakan kolaborasi antara PT. Pembangunan Jaya (18%), Pemprov DKI Jakarta (72%), dan masyarakat (10%). Pengembangan bisnis yang dilakukan tidak hanya fokus pada rekreasi melainkan pengembangan properti dengan porsi 70%. Hal tersebut dilakukan karena lebih stabil terhadap perubahan kondisi seperti pengalaman pandemi covid-19.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut diantaranya:
Ribuan peluang menanti, jelajahi sekarang untuk mempelajari lebih lanjut.